KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul ‘’Meningkatnya
Pemakaian Behel di kalangan remaja . Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya
dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
guru pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah
ini.
Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat
membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi
Terimakasih
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar...............................................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................................................2
BAB 1.a. Latar
Belakang................................................................................................................3
b. Masalah
Penelitian..........................................................................................................4
c. Tujuan
Penelitian.............................................................................................................4
BAB 2. Landasan
Teori....................................................................................................................4
BAB 3.
Pembahasan........................................................................................................................5
a. Tips perawatan
behel.....................................................................................................5
b. Gaya Hidup......................................................................................................................7
c. Citra diri / Citra
tubuh.....................................................................................................7
d. Efek samping yang berbahaya akibat salah pemasangan kawat
gigi.......................8
BAB 4. Penutup.................................................................................................................................8
a. Kesimpulan......................................................................................................................8
b. Saran................................................................................................................................9
BAB 5. Daftar
Pustaka....................................................................................................................10
BAB I
a. Latar
belakang
Banyak dari pengguna behel adalah remaja. Hal ini disebabkan karena penggunaan behel hanya dapat dilakukan pada saat seseorang
masih dalam proses pertumbuhan. Tetapi dalam keseharian, ditemukan tidak sedikit dari pengguna telah berumur
atau tidak lagi berada pada masa pertumbuhan. Tentu saja mereka memiliki alasan
tersendiri mengenai penggunaannya. Tingginya tingkat penggunaan behel boleh jadi disebabkan kemudahan mendapat; memasang dan perawatan. Melalui akses internet, seseorang kini
telah mudah mendapatkan behel dengan berbagai macam warna dan bentuk bantalan, disamping bahan
tersebut telah dijual secara bebas pada apotik bahkan pada toko umum. Tidak hanya itu, trend behel dapat dilihat pada anak sekolah; tingkat
kanak-kanak dan Sekolah Dasar, yang seakan-akan menjadikan kawat gigi layaknya
mainan.
Secara medis, behel tergolong dalam kosmetik kesehatan yang tidak difungsikan untuk
mengobati atau menyembuhkan penyakit. Meski demikian behel tetap masuk dalam kategori kesehatan dengan
fungsi pencegahan atas “ketidak-normalan” susunan geligi, seperti; ginsul atau tonggos
(boneng). Pengaturan dilakukan dengan mengikat gigi agar kembali tersusun rapih, untuk menghindari atau
mengurangi kesan “wajah jelek” dan menambah “kenyamanan atau kecantikan wajah”. Dengan kata lain, penggunaan behel berimplikasi pada penampilan. Lebih jauh, seperti halnya teknologi
kosmetik kesehatan lainnya; operasi plastik di wajah, pemasangan silikon pada
payudara, dan lainnya, behel bisa saja berhubungan dengan tingkatan status sosial seseorang.
b.
Masalah Penelitian
Penggunaan behel di kalangan remaja tampaknya
tidak hanya berorientasi pada perbaikan gigi, tetapi juga berorientasi bagi
gaya hidup. Atas fakta itu maka penelitian ini difokuskan pada alasan-alasan
yang melatarbelakangi remaja menggunakan behel.
Fokus penelitian Citra diri remaja pengguna
behel tersebut dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan remaja tentang fungsi
behel?
2. Sumber pengetahuan remaja tentang behel?
3. Bagaimana
citra diri remaja pengguna Behel.
c. Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a.
Menggambarkan mengenai
pengetahuan remaja tentang fungsi behel
b.
Menggambarkan proses dan
mekanisme pembentukan pengetahuan remaja tentang behel
c.
Menjelaskan mengenai
Citra diri remaja pengguna behel
BAB II
Landasan
Teori
Mengutip Asosiasi
America Ortodontis
memaparkan sejarah singkat behel atau kawat gigi bahwa; behel telah ditemukan
sejak zaman mumi purba, yang dilanjutkan pada sekitar tahun 400-500 SM dimana
Hippocrates dan Aristoteles telah memikirkan cara-cara untuk meluruskan gigi
atau memperbaiki susunan geligi, Demikian pula telah ditemukan bukti bahwa pada
zaman Golden Age, orang Roma telah
menguburkan mayat dengan peralatan agar gigi yang digunakan pada waktu hidup
tidak copot.
Penjelasan diatas menunjukan bahwa behel telah
dikenal sejak lama. Hanya saja terdapat
perbedaan antara behel dimasa itu dan di masa kini. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang digunakan dalam pembuatan kawat
gigi yang menggunakan bahan-bahan tidak berbahaya dan steril, proses pemasangan
yang lebih akurat dengan berdasar pada kajian ilmiah, hingga perawatan yang
lebih mutakhir.
Dengan dukungan sistem informasi yang juga
semakin pesat, pengetahuan masyarakat tentang fungsi behel pun berubah, tetapi
tidak berarti meninggalkan fungsi lamanya, yang sebagaimana penjelasan di atas
digunakan dalam konteks kesehatan. Perubahan yang dimaksud dalam kondisi
kekinian adalah trend atau style, atau sebatas gaya hidup semata. Meski demikian, tidak dapat difahami jika perubahan
fungsi dari kesehatan menuju fungsi style
tersebut bertujuan agar penampilan menjadi lebih menarik sebab, keduanya tentu
mengarah pada penampilan.
Bab III
Pembahasan
Behel adalah
alat perapian gigi. Behel sudah tersedia beraneka ragam jenisnya, mulai dari
yang transparan, kawat cekat, dan kawat permanen. Sebenarnya penggunaan behel adalah untuk itu
namun bagi beberapa orang yang memiliki uang behel digunakan sebagai fashion
untuk mempercantik diri.
Tips Perawatan gigi berbehel
Banyak yang bilang Pasang behel bisa bikin kurus, males makan, sering sariawan.
Sebenarnya penderitaanya cuma 2 minggu pertama kok krn mulut ga terbiasa dengan
benda asing di gigi kita, jadi bisa timbul sariawan. Tapi bisa disiasati dengan
wax ortho (berupa lilin untuk menutupi bagian yang tajam). Saat sariawan juga
harus siap obat sariawan seperti albothyl atau kenalog dipakai malam hari. Tapi
saat ini sudah ada kok tekhnologi merapikan gigi terbaru yang tidak bikin
sariawan, seperti pake behel biasa yaitu Invisalign.
Cara kerja behel yakni
mengatur, mendorong, dan menahan pergerakan gigi, agar dapat memperbaiki fungsi
bicara, estetis muka, sudut bibir, rahang, dan senyum. Adapun jenis-jenis behel
atau kawat gigi yakni;
1) Kawat gigi dari logam. Terbuat dari baja tahan karat (stainless steel), ini adalah
jenis tertua yang telah digunakan selama puluhan tahun dan paling murah. Kawat
logam dapat meninggalkan noda di permukaan gigi sehingga banyak dihindari
orang.
2) Kawat gigi keramik atau plastik transparan.
Jenis ini tidak begitu terlihat dan
tampak lebih alami daripada kawat logam karena membaur dengan gigi. Kawat
keramik tidak meninggalkan noda dan sama kuatnya dengan logam, namun
membutuhkan waktu perawatan yang lebih lama dan lebih mahal. Pada beberapa
kasus, kawat keramik atau plastik menjadi kotor dan berubah warna di akhir
perawatan.
3) Kawat gigi emas. Sama seperti kawat gigi logam tradisional, tapi terbuat dari
baja berlapis emas. Tidak ada kelebihan jenis kawat emas ini dibandingkan baja,
kecuali terlihat lebih “wah” secara
kosmetik.
4) Kawat gigi lingual. Kawat gigi ini ditempatkan di bagian dalam gigi sehingga tidak
terlihat dari luar. Kelemahan terbesar kawat gigi lingual adalah tidak nyaman
dan dapat mengakibatkan luka di gusi dan lidah Anda. Anda mungkin juga akan
kesulitan berbicara pada awalnya.
Berdasar
penjelasan singkat diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing jenis kawat
gigi memiliki fungsi khusus yakni diluar fungsi umum yaitu; merapikan susunan
geligi.
a. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah;
“Sebuah mode kehidupan
yang mengidentifikasikan tentang bagaimana seseorang menghabiskan waktunya
(aktifitas), apa yang menurut mereka penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka fikir tentang dirinya dan dunia sekitarnya
(pendapat)”.
b. Citra
Diri/Citra Tubuh
Citra diri (self image) merupakan “kesadaran
identitas diri sebagai produk dari cara orang lain berfikir tentang kita”,
yang memiliki kesamaan arti dengan konsep citra tubuh; “merupakan gambaran dan
evaluasi mengenai penampilan seseorang”
atau “keyakinan
seseorang akan penampilan
mereka dihadapan orang lain”.
Konsep ini berada dalam konsep besar, yaitu; konsep diri, yang memiliki arti;
“persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik, psikis, sosial,
maupun moral.
Dari penjelasan kedua
konsep tersebut maka citra diri dan citra tubuh memiliki kesamaan, yakni
menekankan pada kepercayaan diri seseorang sebagai hasil dari pandangan atau
persepsi seseorang terhadap dirinya. Gambar tentang konsep ini dapat kita lihat
pada dunia artis, dimana seringkali mereka menggunakan benda-benda, baik
mengacu pada kosmetik kesehatan maupun hanya sekedar aksesoris, yang kemudian
ditiru oleh para penggema rnya karena menurut fans si
artis terlihat cantik, dan sebaliknya artis merasa lebih percaya diri sebagai
akibat dari peniruan penggemarnya).
Nah,
untuk lebih jauhnya kenali beberapa efek samping yangberbahaya akibat
pemasangan kawat gigi,
Efek samping yang berbahaya akibat
salahe pemasangan kawat gigi
1.
Membuat gigi anda Bertambah rusak
Mengapa?Karena
kita tidak tahu ke higienisan tangan si pemasang behel,rata-rata mereka
memasang behel secara asal-asalan yang penting terlihat rapi di gigi si pemakai
behel.Pembuatan karet behel pun tidak di lakukan secara steril.Bayangkan
saja,jika anda memakai nya dan gigi anda rusak maka biaya yang anda keluarkan
untuk memperbaiki gigi yang rusak tersebut bisa berkali-kali lipat dari biaya
pemasangan behel pada orang yang bukan Dokter Gigi.
2. Alergi
Kawat gigi logam
mengandung berbagai logam, termasuknikel, tembaga dan kromium. Sekitar 30%
pasienortodontik dari semua pasien ortodontik lainnya memilikialergi terhadap
logam ini yang dapat menyebabkan rasasakit dan telinga tersumbat.
3. Karang gigi
Karena area di bawah
dan di sekitar kurung logam dan kawatyang sulit untuk dibersihkan, sisa-sisa
makanan bisaterjebak di daerah-daerah yang sulit dijangkau sikat gigi,yang
mengarah ke penumpukan plek.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dari
penelitian ini dapat di tarik kesimpulan :
1.
Pengetahuan Remaja
tentang Fungsi Behel
·
Fungsi kesehatan; behel
cekat yang di lekatkan untuk waktu tertentu, dan di lepaskan pada masanya di
kategorikan dalam fungsi kesehatan.
·
Fungsi asesoris ; behel dapat di gunakan dan di lepaskan
kapan di kehendaki, di kategorikan sebagai behel lepasan yang lebih pada fungsi
asesoris.
·
Fungsi sosial ekonomi;
pengguna behel adalah mereka yang memiliki status ekonomi menengah ke atas,
dengan tingkat interaksi antar sesama dan penerimaan informasi sangat tinggi.
2.
Pembentukan pengetahuan
remaja tentang Behel
·
Pergaulan; Penyebaran
informasi terjadi dari interaksi antar sesama di berbagai kesempatan, dari
hasil wawancara pada bab pembahasan, menunjukan bahwa para remaja yang
berprofesi sebagai mahasiswa dan mahasiswi, mengetahui informasi tentang behel
dari interaksi antar sesama mereka, sebagian dari mereka memutuskan untuk
menggunakan behel setelah mendapat informasi atau tambahan pengetahuan dari
fihak keluarga.
3.
Media; Penyebaran
informasi yang pesat dapat dikatakan sebagai penyebab tingginya penggunaan
behel.
4.
Citra Diri Remaja
pengguna behel
·
Behel memang sangat
berkaitan dengan penampilan seseorang. Terlebih jika pengguna behel tersebut
menggunakan behel atau kawat gigi dengan bentuk dan warna yang sedang nge-trend saat itu, dan akan lebih menambah percaya diri bagi pengguna behel.
B. Saran
1.
Keputusan untuk
menggunakan behel sepatutnya memiliki didukung alasan yang tepat. Masa
pertumbuhan adalah masa yang tepat bagi seseorang untuk menggunakan behel, yang
mana jika orang tersebut memang memiliki susunan geligi yang tidak normal dalam
pengertian kedokteran atau kesehatan, maka wajar untuk menggunakan. Sebaliknya
jika hanya untuk style, sebenarnya
tidak diperlukan sebab behel cekat telah memiliki fungsi ganda yakni untuk
menambah ketertarikan atau mengarah pada penampilan.
2.
Perlu menjadi perhatian
pemerintah dan keluarga bahwa behel di jual luas dengan harga murah tentu saja
behel ini adalah behel mainan yang di jual oleh penjual maenan keliling dan
pasar. Bahaya dari penggunaan behel mainan ini adalah bahan yang tidak steril yang dapat gusi luka dan
menimbulkan infeksi. Perlu pengawasan orang tua yang ketat kepada anaknya, dan
juga remaja kepada adik-adiknya. Penampilan bukanlah suatu yang mendapatkan
pendapatan.
3.
Hal lain yang perlu
mendapat perhatian pemerintah khususnya Dinas Kesehatan adalah tempat-tempat
pemasangan behel atau kawat gigi, yang tidak didukung oleh ahli atau spesialis
gigi (orthodontist). Pemasangan yang
dilakukan oleh bukan ahlinya tentu sangat riskan. Disamping itu, perhatian juga
diarahkan pada pemasok bahan kawat gigi yang harus memiliki izin dari dinas
terkait.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
·
Sejarah
behel dan perkembangannya. Dikutip dari
·
Papalia, Olds, dan
Feldman. 2008:27. Psikologi Perkembangan.
Diterjemahkan dari judul asli; Human
Development. Edisi Kesembilan. Penerbit Kencana. Jakarta.
·
Dacey dan Kenny dalam Kinanti Indika. 2009:15.
Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang
Obesitas